Outstanding Padang-Padang Beach



0 c o m m e n t s


What's on your mind everytime heard about Padang-Padang beach? Eat, Pray, Love the movie? Julia Robert? Yup, great. Dalam film tersebut, memang terdapat beberapa adegan Julia Robert di pantai ini. Then, what's special from this beach? Begitu saya ajak ke sini, salah satu teman saya langsung komentar, "Buset, kayaknya kita salah pilih pantai nih. Isinya bule semua, jadi malu sendiri." Nah, sementara di luar sana masih banyak orang yang penasaran dengan keberadaan pantai ini, eh ini malah malu. What's happened, dude? Hm, tapi ada benarnya juga sih. Berada di pantai ini serasa bukan lagi berada di Indonesia karena prosentase wisatawan lokal yang mengunjungi hanyalah sekitar 20% dibanding bule-bule yang tengah goleran berjemur, berenang, atau yang lagi asyik berselancar. Boleh jadi karena lokasinya yang tersembunyi dan terpencil sehingga kurang banyak diminati wisatawan lokal kali ya?

So, what's special? Ok, see. Padang-Padang adalah salah satu pantai eksotik di Bali, berlokasi di Jimbaran dan tidak seberapa jauh dari pantai Dreamland. Ombaknya yang kecil sangat cocok buat berenang. Meski begitu, banyak juga bule-bule yang surfing di sini. Mereka harus berenang agak ke tengah dulu untuk mendapatkan gulungan ombak yang lebih besar. Berada di sini, it seems like having swimming pool with exotic cliffs scenery. Dengan air lautnya yang jernih hijau kebiruan dan landai, Padang-Padang merupakan kawasan pantai yang lebih sempit dibandingkan Dreamland dengan dikelilingi tebing tinggi nan kokoh. Pengunjungnya juga lebih sedikit. Dan, kalau datangnya agak sorean, kita akan dapat bonus matahari tenggelam yang menawan dari pantai sini. Barangkali karena keunikan lokasinya tersebut serta masih sepinya pengunjung yang mampir ke sini pula yang bikin Michael Learn to Rock (MLTR) bela-belain bikin video klip di pantai ini. Who knows?

The 35th Jazz Goes to Campus: Freedom of Jazzpression



0 c o m m e n t s


Tanggal 25 November 2012 menjadi puncak acara the 35th Jazz Goes to Campus (JGTC) yang ¾seperti tahun-tahun sebelumnya, digelar di pelataran parkir FE UI. Karena ini pertama kalinya nonton *ngaku, jadinya saya nggak begitu tahu perbedaannya kalau dibandingkan dengan pagelaran JGTC di tahun-tahun sebelumnya. Katanya sih, dari segi kelangsungan festival mulai dari segi line-up artist hingga jumlah show area yang didirikan udah beda. Stage-nya sendiri mengambil empat lokasi: Vitacimin stage, Mandiri stage, Jazzpression stage, dan terakhir Propaganda stage. Nah loh, saya sendiri sampai bengong ngapalinnya, belum lagi ngapalin denahnya yang berputar-putar gitu. Kudu pegangan tangan temen deh, daripada nantinya nyasar-nyasar nggak jelas. Eh, tangan siapa juga, hho...

Pastinya, sesuai dengan tema yang diusung yakni Freedom of Jazzpression pengunjung sangat mungkin untuk menikmati keseluruhan nuansa dan ambience dari berbagai ekspresi musik jazz. Selain sederet artis lokal, pagelaran ini juga dimeriahkan oleh artis-artis internasional seperti Orange Pekoe (Jepang), Martin Danev (Bulgaria), dan Toninho Horta (Brazil). Wohhooo..

Bubugiri
Vitacimin stage letaknya persis di sebelah kiri begitu pengunjung memasuki area venue. Musik jazz yang diusung pun lebih crispy dan easy listening, mengajak pengunjung untuk menggoyangkan kepala mengikuti alunan jazz. Di sini, stage diisi oleh legenda-legenda musik jazz Indonesia semacam Idang Rasyidi dan Fariz RM. Ada juga permainan electro jazz dari Martin Danev Jazza Wacka, yaitu kolaborasi antara Martin Danev dengan musisi lokal Matthew Sayerz, Bertha, dan Demas Narawangsa. Sayangnya, saya nggak sempet menikmatinya karena jadi labil sendiri jalan kesana kemari. Maunya sih semuanya ditonton *LOL. Di stage ini saya cuma sempet menikmati penampilannya Bubugiri yang membawakan lagu-lagu yang ringan di kuping :))

Pantai Indrayanti: Pesonanya Bikin Hati Tersihir



0 c o m m e n t s
"Wooow... Ini sih Dreamland banget!!"

Pekik saya begitu melangkahkan kaki memasuki kawasan pantai Indrayanti. Pasir putihnya yang bersih dengan deretan payung-payung berwarna-warni yang hanya berjarak sekitar 7 meter dari bibir pantai. Belum lagi, batu-batu karang yang menjulang tinggi dan besar mengapit di kanan kiri pantai. Kemudian, mentang-mentang udah pernah mengunjungi pantai Dreamland, *langsung keluar sombongnya* saya langsung aja membandingkan antara kedua pantai tersebut. Yang membedakan kalau ini bukanlah Dreamland adalah keberadaan gazebo-gazebo yang berjejer rapi ¾baik yang lesehan ataupun yang pake bangku panjang¾ sehingga turut menyemarakkan keindahan Indrayanti. Dan, yang pasti ini bukanlah di Pecatu Bali melainkan di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta. Percaya deh, ini serupa surga yang tersembunyi dari dunia luar.

Indrayanti, adalah pantai yang mulanya dikelola oleh pihak swasta. Pantai yang dikenal wisatawan semenjak 2 tahun belakangan ini, sebenarnya adalah pantai Pulang Syawal yang lambat laun lebih dikenal sebagai Indrayanti, diambil dari nama pengelola pantai, Indra dan Yanti.

Seiring perkembangan kawasan pantai, sepertinya pengelola pantai ingin memberikan kesan positif bagi pantai Indrayanti sebagai pantai yang bersih, nyaman, dan berfasilitas lengkap. Hal ini tampak dengan adanya tulisan larangan membuang sampah sembarangan. Bahkan, pengunjung pantai yang diketahui membuang sampah sembarangan bakalan dikenai denda sebesar 10.000 rupiah. Wow, it's really cool, kan ya? Jadi, nggak usah heran kalau di sudut-sudut tertentu terdapat beberapa keranjang sampah. Tapi lagi-lagi, buset deh kelakuan orang-orang Indonesia nih, masiiiiih.. ada aja buang sampah sembarangan. Geregetan!!! Mungkin karena nggak adanya petugas juga sih yang langsung mengawasi kebersihan pantai, jadi yang buang sampah sembarangan tadi merasa aman-aman aja. Meski begitu, saya tetap salut kok dengan kebersihan kawasan pantainya.


Antara Jakarta - Jogja, Terjebak 18 Jam



0 c o m m e n t s
Tegal, have a blast morning :)
Nggak nyangka, niat saya ke Gunung Kidul buat menghadiri acara syukuran pernikahan teman ¾yang diadakan pas tanggal 1 Muharram ini¾ justru malah jadi ajang liburan asyik yang nggak terencana sama sekali. Lah iya, masa jauh-jauh dari Jakarta ke Gunung Kidul yang dikenal sebagai surganya pantai-pantai mau dilewatin begitu aja sih. Rugi maksimal kan ya, secara kabupaten yang berada di ujung selatan Jogja yang meskipun sebagian wilayahnya tandus dipenuhi batu kapur ini  memang menyimpan puluhan pantai eksotik yang masih jarang dikunjungi wisatawan. Rugiiii.. dan pastinya, kami (terutama saya) nggak mau jadi golongan yang merugi dong. Yuk, cuuus.

Kami berlima meluncur dari Jakarta menjelang tengah malam ¾pukul 11 malam *yawn. Alih-alih menghindar dari kemacetan karena menjelang libur panjang, kami memilih lewat jalur utara. Oke lah bisa diterima. Lagian, sesuai niat awal, kami memang pengin hadir dalam prosesi acara syukuran tersebut. Eh, di luar perkiraan, perjalanan justru jadi makin lama dan paaanjang. Jam enam pagi, mobil kami masih berada di sekitaran Brebes. Buset, kapan tibanya kalau jalannya macam keong begini? Tapi gegara jalannya yang amat-sangat-pelan itulah, saya bisa menikmati terbitnya matahari pagi dengan leluasa. Jarang-jarang nih bisa menyapa pagi dengan utuh *tsahh* di antara pematang sawah dengan padi yang sudah menguning dan siap dipanen. Wuiih, it's such a blast morning.

Semarang, have a delicious branch :)

[Photo] Sweet Escape [at] Indrayanti



0 c o m m e n t s



All photos taken by Dodo (other travel buddie) and edited by me, my self 
Wait for the complete tale!!

Location:
Pantai Indrayanti
Gunungkidul - JOGJAKARTA

Ambon: Macet sudah!!



0 c o m m e n t s


Pertama kali mengunjungi Ambon dan saya sudah dibuat tergeragap dengan kondisi lalu lintas perkotaannya. Entah karena kondisinya di sore hari dimana waktunya para pekerja kantoran pulang atau memang karena kejadiannya ngepasin bulan puasa dimana sore begitu identik dengan ngabuburit. Yang pasti, semua kendaraan yang ada di Ambon serasa tertumpah-ruah dan sengaja tercipta untuk memenuhi ruas jalanan menuju pusat kota. Lebih-lebih di sepanjang Batumerah. Sialnya, kendaraan yang saya naiki ikutan terjebak dan terbawa arus tersebut. Macet seada-adanya. Whattaday!!

Uluwatu: Hidden from the pursuit of monkeys



2 c o m m e n t s

Uluwatu terletak di ujung selatan pulau Bali mengarah ke samudera Hindia. Kita hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit kalo ditempuh dari bandara Ngurah Rai. Daya tarik utama dari pantai ini adalah keberadaan pura Luhur Uluwatu yang bertengger kokoh di ujung tebing batu karang terjal yang menjorok ke arah laut dengan ketinggian sekitar 50 meter. Sementara di bawahnya terhampar panorama laut yang berwarna biru bening disertai hantaman ombak yang menghasilkan buih-buih putih yang sangat cantik. Amboiii..

Untuk bisa memasuki kawasan wisata ini, pengunjung yang mengenakan celana atau rok pendek wajib mengenakan sarung (berwarna ungu atau biru) dengan selempang (berwarna kuning) yang disewakan tepat di samping lokasi pembelian tiket masuk. Meski nggak ada anjuran, namun alangkah baiknya kalau mengunjungi tempat ini pada sore hari. Selain dapat menikmati keindahan panorama matahari tenggelam, kita juga akan disuguhi pementasan tari Kecak di pelataran pura. Fantastik! Selain itu, sekitaran pantai juga memiliki ombak yang cukup besar sehingga saat menantang buat surfing. Bahkan, setiap tahun event berlevel internasional selalu diadakan di pantai seputaran Uluwatu ini. Fantastic!!

Sayangnya, selama dua kali mengunjungi tempat ini saya belum pernah sekalipun berkesempatan menikmati kedua keindahan tersebut. Nah, lohh. Tentu saja, karena pada saat ke sana selalu di saat matahari sedang terik-teriknya. Mesti luluran sunscreen dulu deh saya. Uhukk.

Dreamland Beach, You're sooo stunning!



0 c o m m e n t s






Dreamland, such another exotic paradise beach in Bali. Sepertinya begitu ya, menurut pendapat orang-orang yang suka membanding-bandingkan antara Kuta dan Dreamland. Bahkan, sebagian ada yang menyebutnya sebagai New Kuta Beach. Really? Dari 2 tahun yang lalu pun tiap kali mengunjungi Bali pasti ada aja teman yang bilang, "Jangan lupa ke Dreamland ya?" Memangnya sebegitu paradise-nya ya sampai segitu hebohnya orang-orang nyuruh saya ke Dreamland. Saya yang dasarnya pencinta pantai awalnya nggak begitu niat-niat banget buat ke Dreamland. Menurut saya pribadi, Dreamland jadi biasa-biasa aja karena terlalu seringnya muncul lewat tayangan ftv. Semacam pantai yang berpasir putih dengan deretan kursi berpayung putih buat leyeh-leyeh. Itu aja.

Sampai suatu hari, saya dapat kesempatan mengunjungi Dreamland secara langsung. Wow, langsung koprol 10 kali. Hehe, oke abaikan. Yang barusan tadi memang berlebihan. Skip.

Dreadlock hairdo kiddo from Dieng Plateau



0 c o m m e n t s

Namanya, Reni. Rambutnya gimbal, khas anak Dieng.

Secara tak sengaja kami menjumpainya dalam perjalanan menuju penginapan sepulang dari pagelaran Dieng Culture Festival yang diselenggarakan di Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah pada 1 Juli 2012 kemarin. Sementara teman-teman seperjalanan (baca: teman backpackeran) sibuk merayunya buat diajak foto bareng, saya justru lebih tertarik untuk mengambil gambarnya saat sedang sendiri. Dan olala, saat lihat hasilnya saya pun langsung suka. Totally love her expression!!

Oya, saya tahu namanya Reni pun setelah mendengar beberapa temen saya yang berkali-kali mengajaknya ngobrol dan mulai tanya-tanya namanya.

"Namanya sapa, Dek? Foto bareng kakak yuks."

Kira-kira seperti itulah kata temen-temen saya bergantian. Sekilas saya perhatikan gadis kecil itu hanya mengangguk-angguk, tapi tatapan mata teduhnya memperlihatkan kalau sebenarnya dia ingin sekali bisa ngobrol dengan kami. Akhirnya...

Bali Menjangan Island, an Underwater Heaven



5 c o m m e n t s

Melanjutkan cerita perjalanan sebelumnya ¾yang kali ini rupanya cukup menguras energi positif bagi saya untuk tetap konsisten nulis lanjutannya¾ kami ber-empat masih berada di Labuhan Lalang dalam persiapan menuju Pulau Menjangan, surga bawah laut buat para penyelam seperti kami *uhukk, keselek biji salak. Kalau lihat di peta, lokasi pulau berada di sebelah barat laut Pulau Bali, tepatnya persis di sebelah utara Taman Nasional Bali Barat (West Bali National Park) dan termasuk bagian dari desa Sumber Klampok, kecamatan Grokgak yang berjarak sekitar 76 km arah barat dari kota Singaraja. Nah, untuk mencapai pulau Menjangan tersebut kami harus naik kapal dulu selama 30 menit dari Labuhan Lalang. Jadi, kami siap-siap dulu dong buat melaut. Jreng jrengg... *drumrolls 

Menunggu itu Menjemukan, Brader

Rupanya tiket snorkling yang sudah tersimpan rapi dalam genggaman bukan jaminan bisa langsung berangkat. Kami diminta untuk menunggu rombongan berikutnya ¾dan parahnya belum datang¾ yang nantinya bakal gabung dalam rombongan kecil kami dalam satu kapal. Whoah, if I could skip this situation..

"Phipi, tunggu pak Nyoman dulu yah, 30 menit lagi sampe.

Bapak yang ngasih peralatan snorkle tadi tampak bicara ke sepupu saya. He, lucu juga ya Fifi dipanggilnya Phipi. Emang iya sih, dia ini berpipi chubby, hhihi.. #salah fokus *dan semenit kemudian ditabok Fifi (ouch). Sejurus kemudian, Bapak ¾yang saya lupa namanya¾ itu sudah menyambut rombongan turis asing lain dan tampak bersiap-siap menuju kapal, mengantarnya berkeliling Pulau Menjangan, sementara kami ¾turis lokal¾ dipaksakan menunggu dulu, entah siapa yang namanya pak Nyoman itu. Alamak, mau liburan di negeri sendiri aja susah bener ya? #ppfftt 

[Photo] Lady Mustache



0 c o m m e n t s




among our super incredible official works, we both (me and rima) stole a lil bit joy by taking some our crazy pictures. and, it worked!!

Location:
Sahid Jaya Hotel, Lippo Cikarang
JAWA BARAT

White Sandy of Bali Nusa Dua Beach



0 c o m m e n t s
Voila, the white sands of Nusadua private beach, Bali INDONESIA.
Escaping from the frenetic world outside, indulge in the well-being of mind and body, and relaxing over the white sands under the sun of the Nusadua beach, was such a magnificent weekdays I spent. Stayed over 9 (nine) nights in Nusadua Beach Hotel for doing some important official works, it has a fantastic beach with tranquil, warm, and glimmering sea water. Scattering not far from the foreshore, some white benches with blue coated fabrics lined up neatly. Just tried to lay over there and stared overawed to the tourists whose taking breath away. I and my friends were hasty toward the water, bursting exaggeratedly broke the calmness of the sea without waves. We swarmed around the sands, half-buried body, and built a sand palace. Whoosah...

Tampil Cantik yang Halal dan Syar'i, Pastinya Dong...



2 c o m m e n t s
Tak dapat dipungkiri lagi, tampil cantik dan menarik adalah dambaan setiap perempuan. Karena itu, banyak perempuan yang menggunakan berbagai cara untuk memperbaiki penampilannya. Salah satunya melalui kosmetikWajah yang tadinya kusam, begitu disapukan dengan sedikit riasan blush on mendadak terlihat kembali segar. Mata yang semula sayu dalam sekejap kedipan langsung terlihat berbinar dan cemerlang saat si kelopak dan bulu-bulu mata tersapu riasan eye shadow dan mascara. Ya, kosmetik terbukti bener-bener ampuh mengelabuhi wajah yang semula (tampak) biasa langsung berubah luar biasa dalam hitungan detik. Totally flawless!!

Meski demikian, memilih produk kosmetik yang aman dan halal adalah satu hal penting yang harus dipertimbangkan juga oleh kaum perempuan (muslimah). Terlebih, belakangan ini kesadaran kaum muslimah dalam pengunaan produk-produk halal sudah semakin tinggi. Kosmetik adalah salah satu di antaranya. Kerapkali terjadi, demi mendapatkan perawatan maksimal kita menjadi kurang hati-hati dan cermat dalam memilih produk kecantikan. Terlebih, belakangan ini produk-produk yang menawarkan janji memutihkan kulit dan wajah dan awet muda makin marak di pasaran. Produk-produk tersebut seakan magnet bagi kaum perempuan. Alih-alih ingin tampil cantik dan terlihat awet muda, mereka berbondong-bondong membeli meski harus merogoh kocek yang relatif mahal tanpa diteliti lagi aspek kehalalannya. Meskipun serangkaian produk tersebut katanya menjamin kulit-dan-muka-jadi-putih-dalam-hitungan-dua-minggu-dan-tampak-awet-muda, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebelumnya. Selain melihat apakah produk tersebut sudah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan yang berkaitan dengan aman tidaknya produk bagi kulit seperti tidak mengandung logam berat yang berbahaya, kita (terutama perempuan muslimah) juga wajib mencermati apakah produk kosmetik yang kita pakai sehari-hari itu juga aman dan baik secara syar'i alias halalNah, seiring dengan meningkatnya permintaan produk kosmetik halal diperlukan adanya standarisasi yang memenuhi syarat kehalalan sehingga tidak mengecohkan kaum perempuan muslimah terhadap produk-produk kosmetik yang beredar di pasaran. 

Salam Pramuka !!



0 c o m m e n t s
Dan seorang Lord Robert Boden Powell pun mengatakan:
"Suatu negara tidak akan kehilangan pemimpin jika di dalamnya masih terdapat anak muda yang penuh keberanian mendaki gunung tinggi dan menjelajah lautan."
Selamat merayakan Hari Pramuka, temans...

colorful light pasta & crunchy crackers



2 c o m m e n t s

voila, another colorful italian light pasta. what the named of this dishes, huh.. 
too bad, i can't remind it..  but we enjoyed it, with did a dab on 
the crunchy crackers.. delicious but spicy ;)

tasted in Nusadua Beach Hotel & Spa 
Denpasar - BALI

Crochet GiveAway from KaryaSukaSuka



0 c o m m e n t s

Siapa sih yang ga suka dikasih hadiah? pasti bohong deh kalau ada yang ngacung ga suka 
*saya dong antri paling depan kalau urusan hadiah :p
Jadi, ceritanya pas lepas sahur pagi tadi, iseng-iseng blogwalking ke beberapa crafty blog dan nggak sengaja nemu blognya karyasukasuka. Begitu lihat salah satu media craftingnya benang, langsung deh follow blognya. Eh ga tahunya, mba Wina, owner blog ini lagi bagi-bagi hadiah buku "Crochet Unik & Apik" dan sepaket benang. Cihuy banget ya hadiahnya, apalagi buat yang suka crafting-crafting gitu. Saya sendiri pas gitu liat cover bukunya, aaak.. langsung dibikin ngeces dan penasaran sama isi bukunya.. *daydreaming*

Yang namanya giveaway, pastinya siapa aja boleh ikutan dong. Nah, buat yang tertarik ikutan dan pengin dapetin hadiahnya juga, buruan deh meluncur ke blognya karyasukasuka sebelum 12 Agustus 2012. Cuuuss....

Mie Ongklok, kuliner yang bikin lidah lumer



2 c o m m e n t s
Berkunjung ke suatu daerah nggak akan afdol kalo nggak sempet nyicipin sajian kuliner khas daerahnya. Begitu juga pas saya backpacker-an bareng temen-temen SJB ke Dieng Plateau (perbatasan kab. Wonosobo dan kab. Banjarnegara) pada bulan kemarin. Nah, berhubung arah pulangnya melewati kab. Wonosobo (kami naik bus), jadi kami menyempatkan untuk mencicipi masakan kuliner yang konon menjadi raja kuliner di daerah ini, Mie Ongklok.

mie ongklok khas Wonosobo
sate sapi, teman makan mie ongklok

Dalam bahasa Jawa, kata "ongklok" berarti kocok. Kenapa harus kata itu. Why? Saya sendiri juga ga ngerti. Makanya, pas nyampe warung, saya sempet perhatiin. Rasa penasaran terjawab juga deh akhirnya. Rupanya, masakan unik ini merupakan kombinasi dari mie, sayur kubis, dan daun kucai -tanpa ada sayur sawi seperti kebanyakan mie-mie lainnya. Cara merebusnya itu antara mie, sayur kubis, dan daun kucai disatukan dalam satu wadah semacam saringan bambu, dan tadaaa... adonan tersebut kemudian diongklok-ongklok alias dikocok sampai berulang-ulang sembari dicelupkan ke dalam air mendidih. Lah, kalau begitu sekilas jadi mirip cara bikin mie ayam dong yaa?

Jalatunda, antara Sumur Tua Raksasa dan Mitos Lempar Batu



0 c o m m e n t s

Curam dan tak terlihat sama sekali bentuk sumurnya. Meski menggunakan istilah 'sumur' Jalatunda tidaklah seperti penampakan sumur pada umumnya. Permukaan air hingga bibir sumur berjarak sekitar 100 meter dengan tingkat kemiringan 90 derajat. Hm, kalau masih merasa cukup curam silahkan melongok ke dalam sumur. Saya sih ogah, hehe.. merinding!!

Jadi, dengan tampilan tersebut, Jalatunda lebih mirip kolam besar atau rawa-rawa penuh genangan air yang berwarna hijau pekat. Tanpa melongok pun, akan tampak kalau diameter sekeliling sumurnya penuh ditumbuhi lumut bercampur tanaman perdu super rimbun. Untuk mencapai tempat ini, kita harus meniti sekitar 250 anak tangga (undak-undakan) terlebih dulu. Begitu tiba di anak tangga terakhir, terdapat sebuah bangunan terbuka mirip pendopo berukuran 2mx4m yang bisa digunakan untuk berteduh. Di situ juga terdapat tumpukan batu kerikil yang terhampar beralaskan karung beras yang dijual oleh anak-anak Dieng. Sekilas nggak ada yang menarik dari tempat ini. 


Daya tarik Jalatunda tidak lebih karena mitos dan asal muasalnya. Berdasar dugaan ilmiah, awalnya Jalatunda adalah kepundan atau kawah yang terbentuk akibat letusan gunung berapi jutaan tahun lalu. Kawah tersebut kemudian terisi air dan terbentuklah sumur raksasa berkedalaman ratusan meter. Dalam bahasa Jawa, Jalatunda berarti sumur yang besar dan luas. 

[Photo] Shoot Shoot Shoot



0 c o m m e n t s

I wear a red berry inner scarf from Kaffah, really comfy :)

a laugh is a smile that burst ~ Mary H. Waldrip

Location:
Monumen Nasional - JAKARTA

Dieng Culture Festival [1]: Cukuran Anak Gimbal Dieng



0 c o m m e n t s

Dieng Culture Festival (DCF) merupakan pesta rakyat terbesar di pegunungan Dieng, tepatnya di Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang diselenggarakan setahun sekali. Fetival ini mencakup atraksi seni budaya, pagelaran wayang kulit, dan pameran kerajinan khas masyarakat Dieng. Puncaknya adalah prosesi ruwatan terhadap anak-anak Dieng yang berambut gimbal. Dalam istilah Jawa disebut gembel, yaitu rambut yang tumbuh menggumpal dan lengket.


Dalam prosesi tersebut, ritual diawali dengan kirab dari kediaman pemangku adat masyarakat Dieng menuju lokasi ruwatan di komplek candi Arjuna. Anak-anak gimbal Dieng yang akan dicukur dikenakan ikat kepala warna putih, diarak keliling kampung dengan dinaikkan ke dalam kereta delman yang dikawal oleh manggolo yudho serta diiringi dengan berbagai macam kesenian daerah setempat. Kirab diikuti oleh para sesepuh, tokoh masyarakat, kelompok paguyuban seni tradisional, masyarakat setempat, dan wisatawan tentunya. Sayangnya, saya nggak sempat ikutan kirab karena justru lagi melipir ke sumur Jalatunda *gigit-gigit rumput :(



0 c o m m e n t s

Tuhan, semalam tadi aku sedikit berdoa
dan kini Kau memberiku lebih
aku didera malu bertubi-tubi
.....

#repost
*tweet 63 days ago*

Heading to Menjangan Island



0 c o m m e n t s
Early morning, 16 Juni 2012 jam 6 pagi, saya dan sepupu sudah bersiap menyusuri pesisir utara Bali. Dan, sesuai dengan itinerary yang sudah saya susun sebelumnya, tujuan kami adalah untuk SNORKLING di Pulau Menjangan. That's right, we wonna go for snorkling there. Oya, menjangan itu adalah rusa. Menjangan is rusa (cervus timorensis). Okey? Siip.. 

Ranger Beraksi

Jam tujuh pagi kami berempat (saya, sepupu, temennya sepupu, dan adeknya temennya sepupu) berangkat dari Singaraja naek motor. Kali ini sebagai tetamu agung *uhukk*, saya yang digonceng Fifi, sepupu saya, di belakang. Cuus...  :)

itu tebingnyaaaa.....
Diiringi angin pagi yang sepoiannya sempat bikin mata saya merem-merem dalam sekian detik dan helm saya yang beberapa kali kebentur helmnya Fifi adalah pertanda yang sangat klise bahwasanya saya masih sangat mengantuk. Maklum juga sih secara malam sebelumnya mata kami terjaga 1000 watt nonton Euro 2012, hhehe. *terus menurut el, salah gw?? *skip*

Menurut Fifi, perjalanan yang akan kami tempuh sekitar 2 jam. Itupun baru sampai crossing point-nya, belum diitung lamanya naek kapal. Busyett, siap-siap pantat panas deh. Dalam keadaan ngantuk tak terkira, saya sempatkan liat-liat sekeliling. Olalaa... rugi banget dari tadi merem-merem. Ternyata view sepanjang jalan yang kami lewati itu kweren bangeedd..!! Kami serasa diapit. Pantai Lovina di sebelah kanan, sementara perbukitan hijau di sebelah kiri kami. Hingga akhirnya pantai Lovina terlewat dan... kami disapa tebing tinggi nan menjulang indah. Subhanalloh, rancaknyo. Sayangnya, perjalanan sempat tersendat. Ada gorong-gorong jalan yang lagi diperbaiki. Hadeuh bakalan lama nih, pikir saya. Lega, rupanya macetnya ga seberapa. Hm, coba ya kalo di Jakarta bisa sampai sore deh macet-macetannya. 

we are rangers, hhaha.. :D
Oke, pantai udah kita lewati, tebing tingginya juga udah dilewati, bukitnya apalagi. Terus? Akhirnya perjalanan kami tiba di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Asyik, sebentar lagi sampai di tujuan. Pikir saya sih begitu kalau menilik hasil googling yang menyebutkan kalo pulau Menjangan itu bagian dari TNBB. Hhoho, dugaan saya meleset (dan jauh). Pulau Menjangan memang termasuk bagian dari konservasi alam TNBB cuma letaknya ada di ujung sono dimana kami harus melewati dulu barisan hutan yang menghembuskan bau-bauan yang (menurut saya) mirip bau kotoran burung *err* tapi sepertinya itu bau dari getah-getah yang dikeluarin pohon itu sendiri. Issh, tetep aja baunya ga enak :(  

[Photo] Lembah Sikunir: Catching the golden sunrise



0 c o m m e n t s








fajar mendekat nadi saat Kau masih jejali kami mimpi,
perbukitan temaram dan kebun-kebun kopi,
sepi,
hening dan tanpa keraguan menyapa pagi bagi sepasang
capung merah yang beterbangan di langit jingga..

Dieng, 1 Juli 2012

Penimbangan Beach: a lovely sunset from North Bali



4 c o m m e n t s
my first step ^_^


SUNSET,
WHEN A PICTURE SPEAKS A THOUSAND WORDS
WHEN A MANTRA BEGINS TO BUBBLING
I HAVE BEEN DROWNED INDEED

photo credit: Fifi
the magnificent of Penimbangan temple
 a lovely bike which carried me here
quiet, clean, and neatly  *tumb up
having a glass of cappuccino and a roasted corn *slurp :')

SINGARAJA, Juni 16th 2012
Part of itinerary that I already plan before

love love love,
newer post older post