Menunggu



0 c o m m e n t s
Aku menatap sekilas arloji yang melekat di tangan kiri. Jarum pendek menunjuk angka empat. Itu berarti sebentar lagi kamu akan tiba di rumah. Aku bisa bayangkan kamu yang sedang menuju lokasi parkir, bergegas membuka pintu mobil, menyalakan mesin seraya mengucap doa, lalu menyapa petugas parkir, dan saat ini kamu sudah berada di jalan raya, memacu kendaraan dengan kecepatan sedang, bergumul dengan kemacetan khas ibukota.

Di teras depan rumah mungil kita ini, aku menunggu kepulanganmu. Berteman secangkir teh chamomile hangat yang sedari tadi masih kupegang erat di tangan. Kusesap airnya sedikit-sedikit dan kuhirup aroma wangi renyahnya tak henti-henti. Seperti mukaku yang jua tak henti-hentinya tersenyum. Tak sabar mengabarkan berita gembira ini.

Kuelus pelan perutku yang masih rata. Aku terkikik geli. Aku belum terbiasa. Ya, ada calon kehidupan baru sedang terlelap di sana. Baru tiga minggu. Aku mengetahuinya dari dokter kandungan yang tadi pagi kutemui. Benar, ini anugrah. Ini karunia terbesar dalam hidup kami. Terang saja, karena setelah empat tahun menunggu akhirnya Tuhan mempercayakannya kepada kami. 

Gara-Gara Rujak Bu Bariah



0 c o m m e n t s

Teng..!! Teng...!! 

Lonceng berdentang dua kali, pertanda pelajaran pertama selesai. Itu berarti, waktunya murid-murid di SD Sukamaju beristirahat. Unyil, Usro, dan Meilani bergegas membenahi peralatan sekolahnya, lalu memasukkannya ke dalam tas.

"Baiklah, anak-anak. Pelajaran berhitung untuk hari ini cukup kita sudahi dulu. Selamat beristirahat, anak-anak. Sampai bertemu di pelajaran selanjutnya. Selamat siang..." kata Pak Raden, guru sekaligus wali di kelas tersebut menutup pelajaran.

"Selamat siang, Pak Raden..." jawab anak-anak serempak.

Semenit kemudian, anak-anak tampak berhamburan ke luar kelas. Sebagian bermain kelereng, sebagian yang lain bermain petak umpet. Sementara itu, Unyil mengajak Usro ke warung Bu Bariah.

"Sro, makan yuk. Aku habis dikasih uang saku lebih nih. Lumayaaan, cukup buat beli rujaknya Bu Bariah yang katanya enak itu," Unyil mengajak Usro, sahabatnya.

"Ayo," Usro mengiyakan. "Tapi, aku ditraktir ya?" lanjutnya sambil terkekeh.

"Siap, Bos," jawab Unyil seraya meletakkan tangan kanannya di depan mata, meniru sikap hormat.

damn, bb error



2 c o m m e n t s
kacrut, entah kenapa libur panjang ini harus berujung pada rasa kedongkolan macam gini. dan ini berpusat pada tidak berfungsinya bb saya sejak semalem. sedih?? pasti, jangan tanya lagi. dan sampe sekarang bb itu masih terbengkalai karena belum tau mau dari mana dulu benerinnya. tragedi ini bermula dari keinginan saya untuk menghapus foto-foto lama yang ada di bb, dan.. ternyataaa loadingnya lamaaa...banget dan tau2 layar bb berubah putih & muncul tulisan "error app 606 reset" damn, apa-apaan nih, saya coba atasi dengan mencabut batre, pasang lagi, cabut lagi, sampe berkali-kali. tapi, huft tetep aja ga ngaruh :'(

at least, coba2 googling dan nemu link ini --khusus untuk bb type 9780- sepertinya lumayan recommended & very helpful. tapi tetep aja, saya belum berani coba benerin sendiri. hadeuh, mana semua data di bb belum sempet diback-up lagi, kurang malas apalagi coba saya ini -_-

muka putih vs liburan



0 c o m m e n t s
photo credit here
"Hei...," salah seorang rekan kantor tiba-tiba sudah ada di samping saya yang tengah sok sibuk berjibaku dengan pekerjaan. Lambat hening mengamati muka saya. Hm, any wrong with my face?

"Tumben muka kamu keliatan lebih putih. Pake produk pemutih ya?" (*kata-katanya iklan banget ya?)

Whaaatt!! Bukannya lantas suka, justru saya jadi heran. "Masa iya sih," batin saya. Gara-gara itu, saya jadi teringat juga kata-kata salah seorang teman lama beberapa waktu lalu. "Nin, selama ini kamu pake treatment dokter siapa?" Saat itu saya hanya tertawa karena selain ngga kenal dokter kecantikan mana pun, saya juga paling ogah kalau disuruh menemui dokter. Yup, bukan kenapa-kenapa sih tapi sebenarnya lebih karena saya paling takut lihat jarum suntik, kecuali kalau dokternya ganteng kali ya? *hallah :))

Nah, selama ini saya hanya pakai produk-produk pelembab yang biasa tersedia di minimarket mana pun. Jadi, telling the truth, saya merasa janggal kalau misalnya ada yang bilang muka saya jadi lebih putih daripada biasanya. Hihi, muka saya ini kan dasarnya emang eksotik coklat gituuh.. dan makin perfect gosongnya gara-gara keseringan mandi matahari. Hhe, ngga ada yang percaya kan? Saya juga. Kan saya tau banget kondisi muka sendiri yang aslinya emang beneran coklat gosong. Tadi sih, kalimatnya aja yang dialusin..  *aspal kali dialusin >__<

Gosh, I just got a clue. Matahari. Pantai. Ya, saya teringat kapan terakhir kali maen-maen ke pantai. Awal tahun. Itu artinya sudah 3 bulan lebih kulit saya ini tak bersapaan dengan panas, air laut, dan err.. sinar uv yang ganas itu. Sebenarnya sih, sebulan kemarin saya baru aja mengunjungi Bali karena urusan pekerjaan. Tapi ngga sempat menikmati pantai neither sunrise nor sunset. Saat itu saya hanya menyempatkan duduk-duduk di pinggir pantai Sanur. Itu pun sudah lumayan larut malam, sekitar pukul 10 waktu setempat.

Menyesal karena ngga sempat ke pantai? Enggak juga sih karena saya sudah beberapa kali ke Bali (*sombongnyaah...) dan pahitnya yang saya kunjungi cuma seputaran kotanya aja plus Kuta, plus Sanur, plus Nusa Dua, pluuus...  *stop it, itu mah sama ajaa, grrr  -__-. Etapi beda cerita loh, kalo misalnya yang dikunjungi itu Ubud atau daerah-daerah kalor (baca: utara gunung). Dijamin saya ngga bakal nolak dan pasti betah sekali sampai lupa pulang :)

Memang sih, dulu nyaris tiap bulan saya maen-maen ke pantai. Mana aja. Karena di pantai, saya bisa teriak-teriak sendiri, ketawa-ketawa sendiri, melamun emang sendiri. Apa pun. Et voila.. penat saya seketika berkurang.

Dan, kalo saat ini ada beberapa teman yang komen kalo muka saya keliatan lebih kinclong putih nan bersinar itu fakta (*pencitraan banget ga sih, iniiih..). Bukan karena saya pakai produk pemutih merk anu ato perawatan di klinik kecantikan di tempat dokter anu, melainkan karena memang saya udah lama ngga liburan. Dan, muka putih bersih ini menyadarkan saya kalau saat ini sudah seharusnya saya berlibur. Yuhuu, traveling, ngetrip, backpacking, jali-jali, ato istilah laen apapun yang intinya adalah LIBURAN.

So, where is my ticket? I need now. 

lost my summer



0 c o m m e n t s
picture taken from here

when the rains met the storms
and when the thunders told to the hurricanes,
chased and shouted each other

i knew, i just lost my summer 





newer post older post