The 35th Jazz Goes to Campus: Freedom of Jazzpression



0 c o m m e n t s


Tanggal 25 November 2012 menjadi puncak acara the 35th Jazz Goes to Campus (JGTC) yang ¾seperti tahun-tahun sebelumnya, digelar di pelataran parkir FE UI. Karena ini pertama kalinya nonton *ngaku, jadinya saya nggak begitu tahu perbedaannya kalau dibandingkan dengan pagelaran JGTC di tahun-tahun sebelumnya. Katanya sih, dari segi kelangsungan festival mulai dari segi line-up artist hingga jumlah show area yang didirikan udah beda. Stage-nya sendiri mengambil empat lokasi: Vitacimin stage, Mandiri stage, Jazzpression stage, dan terakhir Propaganda stage. Nah loh, saya sendiri sampai bengong ngapalinnya, belum lagi ngapalin denahnya yang berputar-putar gitu. Kudu pegangan tangan temen deh, daripada nantinya nyasar-nyasar nggak jelas. Eh, tangan siapa juga, hho...

Pastinya, sesuai dengan tema yang diusung yakni Freedom of Jazzpression pengunjung sangat mungkin untuk menikmati keseluruhan nuansa dan ambience dari berbagai ekspresi musik jazz. Selain sederet artis lokal, pagelaran ini juga dimeriahkan oleh artis-artis internasional seperti Orange Pekoe (Jepang), Martin Danev (Bulgaria), dan Toninho Horta (Brazil). Wohhooo..

Bubugiri
Vitacimin stage letaknya persis di sebelah kiri begitu pengunjung memasuki area venue. Musik jazz yang diusung pun lebih crispy dan easy listening, mengajak pengunjung untuk menggoyangkan kepala mengikuti alunan jazz. Di sini, stage diisi oleh legenda-legenda musik jazz Indonesia semacam Idang Rasyidi dan Fariz RM. Ada juga permainan electro jazz dari Martin Danev Jazza Wacka, yaitu kolaborasi antara Martin Danev dengan musisi lokal Matthew Sayerz, Bertha, dan Demas Narawangsa. Sayangnya, saya nggak sempet menikmatinya karena jadi labil sendiri jalan kesana kemari. Maunya sih semuanya ditonton *LOL. Di stage ini saya cuma sempet menikmati penampilannya Bubugiri yang membawakan lagu-lagu yang ringan di kuping :))

Pantai Indrayanti: Pesonanya Bikin Hati Tersihir



0 c o m m e n t s
"Wooow... Ini sih Dreamland banget!!"

Pekik saya begitu melangkahkan kaki memasuki kawasan pantai Indrayanti. Pasir putihnya yang bersih dengan deretan payung-payung berwarna-warni yang hanya berjarak sekitar 7 meter dari bibir pantai. Belum lagi, batu-batu karang yang menjulang tinggi dan besar mengapit di kanan kiri pantai. Kemudian, mentang-mentang udah pernah mengunjungi pantai Dreamland, *langsung keluar sombongnya* saya langsung aja membandingkan antara kedua pantai tersebut. Yang membedakan kalau ini bukanlah Dreamland adalah keberadaan gazebo-gazebo yang berjejer rapi ¾baik yang lesehan ataupun yang pake bangku panjang¾ sehingga turut menyemarakkan keindahan Indrayanti. Dan, yang pasti ini bukanlah di Pecatu Bali melainkan di Tepus, Gunungkidul, Yogyakarta. Percaya deh, ini serupa surga yang tersembunyi dari dunia luar.

Indrayanti, adalah pantai yang mulanya dikelola oleh pihak swasta. Pantai yang dikenal wisatawan semenjak 2 tahun belakangan ini, sebenarnya adalah pantai Pulang Syawal yang lambat laun lebih dikenal sebagai Indrayanti, diambil dari nama pengelola pantai, Indra dan Yanti.

Seiring perkembangan kawasan pantai, sepertinya pengelola pantai ingin memberikan kesan positif bagi pantai Indrayanti sebagai pantai yang bersih, nyaman, dan berfasilitas lengkap. Hal ini tampak dengan adanya tulisan larangan membuang sampah sembarangan. Bahkan, pengunjung pantai yang diketahui membuang sampah sembarangan bakalan dikenai denda sebesar 10.000 rupiah. Wow, it's really cool, kan ya? Jadi, nggak usah heran kalau di sudut-sudut tertentu terdapat beberapa keranjang sampah. Tapi lagi-lagi, buset deh kelakuan orang-orang Indonesia nih, masiiiiih.. ada aja buang sampah sembarangan. Geregetan!!! Mungkin karena nggak adanya petugas juga sih yang langsung mengawasi kebersihan pantai, jadi yang buang sampah sembarangan tadi merasa aman-aman aja. Meski begitu, saya tetap salut kok dengan kebersihan kawasan pantainya.


Antara Jakarta - Jogja, Terjebak 18 Jam



0 c o m m e n t s
Tegal, have a blast morning :)
Nggak nyangka, niat saya ke Gunung Kidul buat menghadiri acara syukuran pernikahan teman ¾yang diadakan pas tanggal 1 Muharram ini¾ justru malah jadi ajang liburan asyik yang nggak terencana sama sekali. Lah iya, masa jauh-jauh dari Jakarta ke Gunung Kidul yang dikenal sebagai surganya pantai-pantai mau dilewatin begitu aja sih. Rugi maksimal kan ya, secara kabupaten yang berada di ujung selatan Jogja yang meskipun sebagian wilayahnya tandus dipenuhi batu kapur ini  memang menyimpan puluhan pantai eksotik yang masih jarang dikunjungi wisatawan. Rugiiii.. dan pastinya, kami (terutama saya) nggak mau jadi golongan yang merugi dong. Yuk, cuuus.

Kami berlima meluncur dari Jakarta menjelang tengah malam ¾pukul 11 malam *yawn. Alih-alih menghindar dari kemacetan karena menjelang libur panjang, kami memilih lewat jalur utara. Oke lah bisa diterima. Lagian, sesuai niat awal, kami memang pengin hadir dalam prosesi acara syukuran tersebut. Eh, di luar perkiraan, perjalanan justru jadi makin lama dan paaanjang. Jam enam pagi, mobil kami masih berada di sekitaran Brebes. Buset, kapan tibanya kalau jalannya macam keong begini? Tapi gegara jalannya yang amat-sangat-pelan itulah, saya bisa menikmati terbitnya matahari pagi dengan leluasa. Jarang-jarang nih bisa menyapa pagi dengan utuh *tsahh* di antara pematang sawah dengan padi yang sudah menguning dan siap dipanen. Wuiih, it's such a blast morning.

Semarang, have a delicious branch :)

[Photo] Sweet Escape [at] Indrayanti



0 c o m m e n t s



All photos taken by Dodo (other travel buddie) and edited by me, my self 
Wait for the complete tale!!

Location:
Pantai Indrayanti
Gunungkidul - JOGJAKARTA
newer post older post