When you need more stylish



0 c o m m e n t s
At this time I have other iseng-iseng activity for spending my 'stuck&flat' spare time. Yup, I'm working out an online shop like others do. I named it "NineSouq" and you know what? I found that name at ... err.. (yeah) as ussual.. at my closet :) 
*anyway, thanks for my brillian idea that mostly came from my toilet :D *LOL

Yeah, NineSouq consists of 'nine' and 'souq'
Nine is number 9, the holy month when i was born. Beside, i like the number because its lucky. You know lah, keistimewaan angka 9 ini. When multiplied by another number selalu kan berujung pada angka 9 juga :) Dan lagi, the word of 'Nine' could be compared with "n i n i" my cute name, xixixii... *halah

Quote



0 c o m m e n t s


“You know you're in love when you can't fall asleep because reality is finally better than your dreams.” 
                                  ― Dr. Seuss


Ps. 
I can't fall asleep but not because of being in love. poor me :'(

2012th New Year's Kiss Bye from Sawarna (2)



0 c o m m e n t s


1 Januari 2012
Perjuangan hebat untuk sekedar bisa mengunjungi tempat ini, Pantai Laguna PariKami harus tracking dulu menyusuri perkebunan dengan kondisi jalan yang curam dan licin, pantai yang ratusan meter jauhnya, dan karang-karang yang cukup terjal. Dua kilometer kami lalui dengan membiarkan terpaksa kulit terpanggang matahari yang (masih) terik. Dan, yah nggak ada perjuangan yang sia-sia kan ya? Kami tiba di laguna dengan selamat, hehe.. Parahnya, kami langsung pesan kelapa muda segar di warung (satu-satunya) persis tepi pantai, dan masing-masing pesan sebutir besar :D *slurp*

Oya, karena kondisi air lautnya yang tenang, pantai Laguna Pari dijadikan tempat bagi nelayan Dusun Gempol bagian dari Desa Sawarna untuk melabuhkan perahu. Makanya karena kecapekan tracking pas mau balik lagi ke homestay yang berjarak 2 km, kami sepakat untuk menyewa perahu. Cihuy, melaut lagi. Tambah senangnya lagi karena kami melewati Pantai Tanjung Layar lagi, yeiyy. Sayangnya, begitu perahu menepi di Pantai Ciantir, saya turun paling terakhir, dan... yang terjadi kemudian adalah saya terjatuh keterjang ombak. Hiks.. lupa kalau ombak pantai Ciantir itu sadis. Siang hari pula.


Beberapa jam sebelumnya. Setengah perjalanan menuju Laguna Pari dengan panas terik yang menyengat kami lalui dengan menyusuri Pantai Karang Tareje, pantai berkarang yang membentang sepanjang Laguna Pari hingga Pantai Sepang. Di pantai ini terdapat banyak cekungan karang yang membentuk kolam di celah-celahnya. Selain berisi air, cekungan-cekungan tersebut juga dipenuhi ikan-ikan kecil. Lucuuu... ^^

Oya, kenapa dinamakan Karang Tareje karena saat menyusuri pantai tersebut, pada titik tertentu kita harus menaiki 'tareje' dalam bahasa Sunda artinya tangga― yang terbuat dari kayu agar kita bisa menaiki karang tersebut dan melanjutkan eksplorasi menuju pantai berikutnya. Selain itu, bentangan karang yang menyerupai trap atau undak-undakan juga menjadi alasan penamaan pantai ini.

While, Lagoon Pari, it's such a hidden paradise. Tidak seperti Pantai Ciantir dimana gelombangnya cukup tinggi dan (katanya) ganas, di Laguna Pari airnya sangat tenang sehingga kita bisa bebas berenang di laut lepas. Saya sih cukup jadi penontonnya aja sambil duduk-duduk di cakruk, tempat duduk dari bambu yang (biasanya) diapit diantara 2 (dua) pohon.

Yang sedikit saya sesalkan selama di laguna ini adalah kami gagal menangkap sunrise. Lokasi pantai yang berada di sisi timur menjadikan kawasan ini sangat ideal untuk melihat matahari terbit. Nah, malam sebelumnya, kami beberapa orang di homestay sudah berencana untuk berangkat sebelum subuh biar kami bisa menikmati sunrise di Laguna Pari. Toh rencana tinggal rencana. Nyatanya kami baru berangkat jam 8 pagi, hhaha.. gimana bisa catching the sunrise kalau giniiih? Yang ada mah matahari sudah berada tepat di tengah ubun-ubun kepala. Panasnya bener-bener nggak nyante. Tapi yang jelas, kami kehilangan semburat jingga keemasan untuk kedua kalinya. Kecewa.

Terlebih pas kami balik ke Jakarta sore harinya. Mobil elf dari travel agen yang kami tumpangi macet dan bahkan nggak cukup kuat buat nanjak. Alhasil kami diminta turun dari mobil dan terpaksa harus jalan kaki menaiki tanjakan sejauh 200 meter. Mana saya kepisah lagi sama Dul A dan Dul H. Belum lagi kalo keinget AC yang bocor. Arghh, kecewa kuadrat. Note to self aja sih, itu travel agen nggak recomended banget. Bangettt!!

2012th New Year's Kiss Bye from Sawarna (1)



0 c o m m e n t s
"Morniiiing, SAWARNA..."
Pagi-pagi sekitar pukul setengah enam, 31 Desember 2011 itupun mundur dari jadwal itinerary gegara mobil yang kami tumpangi ketemuan dulu sama pohon tumbang di jalanan― kami tiba di desa Sawarna dengan tampilan lusuh, mata jeruk, muka bantal ileran, plus belum mandi. Perfect morning!!

Dan, baru juga kaki menginjak tanah setelah semalaman terkungkung di mobil elf dengan kondisi AC nya yang bocor dan sukses bikin kami kegerahan sepanjang perjalanan dari JakartaBantenMalimpingBayah– Sawarna bukannya kalung bunga yang didapat, kami justru langsung disambut dengan ehm... jembatan kayu gantung yang lebarnya cuma 1 (satu) meter! Cakeeb, alhasil dengan mata terkantuk-kantuk saya mencoba melewati jembatan kayu itu dengan kaki meraba-raba papan kayu dan kedua tangan yang pegangan super kenceng di kedua sisi tali tambangnya karena landasan jembatannya yang berayun-ayun. Dan perjuangan yang susah payah dan sekuat tenaga itu pun menorehkan hasil yang gemintang. Saya berhasil melewatinya, yeiyy... *loncat-loncat kece½*buruan jalan, woii, antrian masih panjang tuh di belakang -__-

newer post older post