Berkunjung ke suatu daerah nggak akan afdol kalo nggak sempet nyicipin sajian kuliner khas daerahnya. Begitu juga pas saya backpacker-an bareng temen-temen SJB ke Dieng Plateau (perbatasan kab. Wonosobo dan kab. Banjarnegara) pada bulan kemarin. Nah, berhubung arah pulangnya melewati kab. Wonosobo (kami naik bus), jadi kami menyempatkan untuk mencicipi masakan kuliner yang konon menjadi raja kuliner di daerah ini, Mie Ongklok.
 |
mie ongklok khas Wonosobo |
 |
sate sapi, teman makan mie ongklok |
Dalam bahasa Jawa, kata "ongklok" berarti kocok. Kenapa harus kata itu. Why? Saya sendiri juga ga ngerti. Makanya, pas nyampe warung, saya sempet perhatiin. Rasa penasaran terjawab juga deh akhirnya. Rupanya, masakan unik ini merupakan kombinasi dari mie, sayur kubis, dan daun kucai -tanpa ada sayur sawi seperti kebanyakan mie-mie lainnya. Cara merebusnya itu antara mie, sayur kubis, dan daun kucai disatukan dalam satu wadah semacam saringan bambu, dan tadaaa... adonan tersebut kemudian diongklok-ongklok alias dikocok sampai berulang-ulang sembari dicelupkan ke dalam air mendidih. Lah, kalau begitu sekilas jadi mirip cara bikin mie ayam dong yaa?