Showing posts with label Ciamis. Show all posts
Showing posts with label Ciamis. Show all posts

Nikmatnya semilir angin Batu Hiu




Batu Hiu, Ciamis - Jawa Barat
Sepulang dari Batu Karas, kami melanjutkan perjalanan tanpa destinasi. Fyuh, kemana lagi ya? Entah darimana awalnya, dengan mengandalkan ketajaman indra menguping kami dari wisatawan sebelah tercetuslah ide untuk mengunjungi pantai Batu Hiu. Selain di antara kami bertiga belum ada yang pernah mengunjungi pantai tersebut, lokasinya juga searah dengan kami. Setali tiga uang, akhirnya nyampai juga di pantai yang bagi kami masih antah berantah itu.

Terletak di desa Ciliang kecamatan Parigi, kurang lebih 14 km dari Pangandaran ke arah selatan. Kami disambut sebuah gua berbentuk kepala Hiu besar lengkap dengan gigi-giginya yang runcing dan tajam. Itulah pintu masuk utama pantai Batu Hiu. Begitu langkah kaki kami menapaki ujungnya satunya, sebuah pantai berpasir hitam yang menghadap ke samudera Hindia terhampar di depan mata. Cihuy, saatnya main-main air laut lagi. Nyatanya, kali ini kami harus ekstra hati-hati. Kenapa? Karena banyak sekali ubur-ubur yang berserakan di pasir. Ugh, sial.


Rupanya di sisi pantai Batu Hiu ini juga terdapat semacam tebing karang menjulang berdampingan. Kami mencoba melewati tengahnya. Kecewa, makin ke sana karangnya makin curam dan sempit. Tertatih-tatih kami balik arah. Akhirnya, kami mencoba naik ke satu-satunya bukit di situ. Aih, panorama di sini cantik sekali karena dihiasi tumbuhan Pandan Wong, yang semula saya kira adalah pandan wangi. Mau duduk-duduk sembari baca buku favorit atau sekedar menikmati belaian angin menerpa muka kita, silakan datang ke sini. Selain itu, kita juga bisa menatap lepas ke arah pantai menyaksikan keindahan birunya air laut meliuk-liuk diantara gulungan ombak yang besar, ciri khas pantai-pantai selatan. Nah, karena adanya ombak yang besar inilah kenapa saya sama sekali tak menemui satu orang pun yang berenang di kawasan ini. Forbidden!!

Oya, menurut cerita penduduk setempat, dulunya di ujung bibir pantai yang mengarah ke laut terdapat karang yang sangat mirip dengan ikan hiu. Sayangnya, gara-gara terkikis ombak pantai yang ganas lama-kelamaan wujudnya tidak menyerupai ikan hiu lagi. 

show off dengan baju barunya masing-masing :)

INFORMASI BIAYA:
Berikut harga tiket yang diterapkan di objek wisata Batu Hiu per November 2010
  • Pejalan kaki Rp. 2.500,- 
  • Sepeda motor Rp. 5.900,-
  • Kendaraan jenis jeep/sedan Rp. 14.200,-
  • Kendaraan jenis carry Rp. 27.200,-
  • Kendaraan penumpang besar Rp. 40.200,-
  • Bus kecil Rp. 52.700,-
  • Bus sedang Rp. 79.500,-
  • Bus besar Rp. 130.500,-

Batu Karas: Konon, Surga bagi Peselancar



0 c o m m e n t s

Gegara gagal berputar-putar mengelilingi Green Canyon yang rupanya hari dimana kami datang ke sana justru ditutup akibat hujan lebat pada malam sebelumnya, kami pun lanjut ngetrip ke pantai Batu Karas, pantai yang belum sekalipun kami dengar namanya. Akhirnya, dengan mengandalkan google maps yang sinyalnya hidup enggan mati pun tak mau, sampailah kami di pantai tersebut.

Terletak kurang lebih 40 km dari Pangandaran atau membutuhkan sekitar 1 jam perjalanan dari Pangandaran, pantai Batu Karas boleh dikata salah satu surga bagi peselancar. Benar juga sih, begitu kami sampai di sana, Batu Karas nyatanya lebih dari sekedar perpaduan pantai yang cantik dan harmonis yang tidak hanya menawarkan air yang yang tenang tetapi juga gelombang yang menantang, sehingga cocok buat berenang atau berselancar. Pantai ini juga punya semacam teluk kecil yang landai sehingga memudahkan peselancar nggak perlu capek-capek lagi mendayung papan selancarnya menuju titik awal gelombang.



Oya, di sini bukan hanya berselancar aja yang bisa dinikmati. Buat saya yang nggak bisa selancaran, boro-boro main selancar, renang aja nggak bisa masih bisa menikmati atraksi lain. Mau pilih mana, ada permainan jet ski, banana boat, atau naik kuda sepanjang pantai. Kalo nggak minat? Tabok, hehe. Silakan leyeh-leyeh di warung-warung tenda pinggir pantai, seperti yang dilakukan oleh teman saya saat kami (saya dan satu teman saya yang lain) sedang asyik bermain air.

Apa rasanya kalau Green Canyon ditutup?



0 c o m m e n t s
Setelah perjuangan mendapatkan penginapan di kawasan pantai Pangandaran dan akhirnya kami bisa tidur lelap, sesuai dengan planing awal kami akan melanjutkan trip ke Green Canyon. We're soooo excited lah ya, secara kami bertiga belum pernah ke tempat tersebut sebelumnya. Keriaan memecah. Sepanjang jalan, Benkur terus-terusan senandungin lagu-lagunya Bob Marley. Fany sibuk dengan kamera poketnya, sementara saya asyik merhatiin orang-orang yang lagi khusyuk main layang-layang di sepanjang pinggir pantai. 


Begitu nyampe Green Canyon, kami langsung dibuat hopeless. Gimana nggak, begitu mau beli tiket di loketnya udah terpampang tulisan yang pake kapital dan di-bold: TUTUP. Begitu menengok ke arah sungai besar yang nantinya akan kami lewati menuju kawasan Green Canyon, baru deh ketauan alasannya. Beberapa perahu dibiarkan terombang-ambing dalam tambatan tanpa terlihat ada pemiliknya. Air sungai yang biasanya berwarna ijo bening nan jernih, pada saat kami datang justru berwarna coklat dan nyaris meluap. Speechless.. 


Pangandaran: Lost Trip



0 c o m m e n t s
nekat berangkat tanpa destinasi

Sepertinya satu keniscayaan ya, bisa menghabiskan libur 3 (tiga) hari tanpa aktivitas keluar rumah. Belum lagi harus mengatasi perasaan gelisah, susah tidur, dan jantung yang berdebar-debar parah begitu ketemu kalender yang di-bold warna merah. Iiish, tanda-tanda mulai terjangkit trip addicted. Nah, daripada penyakit makin kumat nggak ada juntrungannya finally saya yang (memang sudah lama) punya planing untuk ngetrip ke Green Canyon, Jawa Barat terpenuhi juga ketika libur perayaan Waisak. Horrey, dan nyatanya saya nggak sendiri. Ada 2 (dua) temen kantor yang menemani, Bengkur dan Paneh. Sebelumnya, si Bengkur ini juga pernah ikutan pas saya lagi ngetrip ke pulau Tidung.
"Ah, dari pertama kenal lu maunya juga ngikut mulu, Benk.
Cuma ke toilet doang yang nolak..."  LOL


Jadi, kami sepakat berangkat siang hari selepas dzuhur dari Bekasi. Kemudian, entah kenapa sepertinya istilah 'nyasar' selalu erat melekat dalam daftar kamus perjalanan saya. Coba aja, masa begitu keluar dari tol Cipularang kami udah nyasar. Salah ambil jalur. Yeiks, beruntunglah kami segera sadar kalo mobil kami salah arah, jadi bisa secepat itu pula kembali ke jalan yang benar.
older post