dolphin monumen |
Wohho, last day I stay here. Time to wake (so) early and go straight to the impressive Lovina beach, 12 km stretch of coast to the North West of Singaraja that comprosed of several narrow stretches of black volcanic sand. We are going to this lovely beach for dolphins searching ¾and chasing¾ with a boat trip out in a traditional jukung boat (kind of a wooden boat) during the sunrise time. And yess, in every morning they gather: the sight of the sunrise blended with the dolphins leaping out of the sea. How awesome!!
"Hi, dolphins... I'm comiiiing. Please, don't hide!!
Kami bertiga (Fifi, Bli si kapten sampan, dan saya) melaju dalam satu jukung mengarah ke tengah lautan. Oya, dalam sampan kami sebenarnya bisa dinaiki 5 hingga 6 orang. Tapi, berhubung kami lagi maruk dan
Dalam dua puluh menit terayun-ayun di atas sampan, tibalah kami di satu lokasi yang dinamai Lovina Dolphin Point Area. Sempat kaget, ternyata sampan-sampan lain sudah datang lebih dulu dengan suasana yang lebih menyerupai pasar terapung (floating market) di sungai-sungai Kalimantan. Bedanya, kali ini kami bukannya mau jual beli sembako melainkan menyaksikan atraksi tarian dolphin. Berdekatan *asyeek... Kadangkala sampan-sampan kami nyaris seperti mau lomba adu cepat, lengkap dengan bendera negara di tiang sampan. Etapi, kenapa dalam benak saya justru yang terbayang malah perahu-perahu perompak yaa? *byurr diguyur Jack Sparrow *skip
Nah, saat otak sedang membayangkan sosok Jack Sparrow itulah mendadak indra penglihatan saya menyadarkan. Jukung dan sampan-sampan lainnya terlihat saling berkejaran. Ada sesuatu yang sama-sama mereka tuju. Satu titik. Dan damn, mata saya belum menemukannya.
melaju, sampanku melaju... |
"Itu dolphinnya..." teriak
Fifi menunjuk sesuatu ¾yang dalam pandangan mata saya sebenarnya lebih menyerupai ombak. Mata
saya mengikuti mengikuti jari telunjuknya mengarah. Dan dalam sekian
detik saya terpaku, dua ekor dolphin sedang meloncat beriringan. Namun,
begitu sampan-sampan mulai mendekat dengan tenangnya kedua dolphin tadi
kembali menyelam dan tak kunjung loncat lagi. Huft, kami dikelabuhi!!
Dan itu rupanya tak hanya sekali terjadi. Dua kali tiga kali ehm.. lebih
dari sepuluh kali kami dipermainkan. Jadi, begitu posisi sampan kami
sudah begitu dekat, eh bukannya nyium pipi kayak yang di arena-arena
dolphin gitu, ini para dolphin malah bersekutu langsung nyelem. Aargh..
Kalau begini sih, judulnya Kau kukejar, daku kau permainkan. *ikutan nyelem....
Susahnya melihat lumba-lumba dari jarak dekat lama-lama membuat kami bosan. Ya, meski sebenarnya ada juga beberapa dolphin yang
tiba-tiba melintas di dekat-dekat sampan yang saya naiki tapi toh ngga
bikin saya puas juga. Lebih-lebih karena mata saya yang memang udah
minus terus kemudian dipaksa secara tajam buat membedakan mana kepala
dolphin yang lagi renang dan mana yang sebenarnya ombak. Jujur nih,
beberapa kali saya merasa ketipu sama ombak yang saya pikir itu adalah
dolphin. Dan (dengan pedenya) beberapa kali juga teriak "Itu dolphiiin.."
tapi ternyata cuma ombak yang memang mirip persis sama gerakan dolphin
kalau lagi renang *euww -__-. Berarti, sebenarnya saya ngga salah-salah
banget dong jadi ngga perlu malu-malu banget juga sama yang denger
teriakan saya tadi *pembelaan diri
mari kejar dolphinnyaaa.... |
Daripada sakit hati gara-gara diacuhin si dolphin, akhirnya saya pilih menikmati hamparan pemandangan di depan mata manakala jukung, sampan, boat, dan segala jenis
perahu lainnya saling berebut berkejaran mencari spot terbaik. Nope, ini
bukan lomba dayung ya, tapi ¾seperti yang saya bilang tadi¾ dulu-duluan
mendapatkan posisi strategis demi melihat dolphin dari jarak pandang
terdekat. Hhaha, benar juga kata-kata sepupu saya tadi dong ya kalau
kita memang harus mengejar dolphin. It's more than sightseeing but chasing the dolphins :)
Didera rasa bosan, akhirnya sampan kami mulai menyingkir dari barisanperang
pengejar lumba-lumba. Kami bertiga menyendiri. Lambat laun satu dua
dolphin mendekat dan melintas di samping kanan-kiri kami. Makin lama
jumlahnya makin bertambah. Kanan, kiri, dan depan. Kali ini mata saya
tidak lagi rabun. Saya bisa membedakan mana dolphin beneran dan mana
dolphin tiruan. Mata saya terpaku *please, ini bukan lagu* hingga
akhirnya saya sadar apa yang sedang terjadi di sekitaran kami. Oh my,
kami bukan lagi dikelilingi kawanan dolphin tapi dikawal sama mereka. It's totally a marvellous thing!! Jumlahnya bukan lagi bisa dihitung dengan jari tapi 10, 20, err... puluhan. Saya benar-benar tertakjub-takjub dibuatnya. Speechless, sampai akhirnya Bli (yang entah belum saya ketahui namanya) teriak, "Lihat ke sebelah kiri, itu paus."
Begitu kami menengok, ya Tuhan, yang saya lihat barusan tadi
bener-bener ikan yang sangat besar ¾dan sedang meloncat di atas air
laut. Subhanalloh, indah sekali. Sayangnya, I can't help my self to capture it. Kamera dan ponsel dua-duanya kehabisan daya baterai jadinya pemandangan indah tadi cuma bisa terekam dalam ingatan. Hiks :(
Didera rasa bosan, akhirnya sampan kami mulai menyingkir dari barisan
photo credit: ginoferucilovina.com |
Sekitar
pukul setengah sembilan, sampan kami mulai menepi. Dan kawanan
lumba-lumba itu tetap mengawal kami. Saya ngga henti-hentinya teriak
"Woooww..." Dan, pada saat mata saya mengarah serong ke kanan searah jam 2 di depan
sana tampak seekor burung camar tengah menukik ke air. Kirain mau minum,
ambil air, atau apalah. Eh rupanya begitu sampan mendekat, puluhan ikan
cakalang tengah meloncat-loncat. God, pagi ini begitu berkah! Saya
kembali dibuat takjub kesekian kali. Ngga jauh dari situ terdapat perahu
tak bertuan, yang menurut saya benar-benar mirip khas perahu perompak *euw, lagi-lagi kata 'perompak' muncul lagi. Tapi yang ini asli mirip
perahu perompak, memang ngga ada bendera hitam bergambar tengkorak manusia sih, tapi
layar terkembangnya bener-bener mirip. Warnanya pun buluk, hitam, dan dirty. Sayang untuk kedua kali, lagi-lagi saya ngga motret perahunya -_-
Dua
puluh menit kemudian kapal benar-benar menepi. Kami membersihkan diri
dan berjingkat mencari rumah pemilik sampan. Membayar ongkos sewa jukung kami tadi yang cukup dengan 80rb berdua, ambil motor, dan meluncur pulang. Jam 9.20 saya sudah
ada janji dengan Pak Alfons (pengemudi salah satu kendaraan travel)
untuk kembali diantar ke Ngurah Rai airport. Sebelumnya, motor berbelok menyempatkan ke monumen dolphin, cetrek-cetrek, ambil beberapa gambar, dan
bubyeeee....
See you someday, Lovina !!
xoxo,
a satisfied backpacker
INFO & TIPS:
xoxo,
a satisfied backpacker
- Dolphin sightseeing time: sekitar pk. 7–9 am
- waktu perjalanan dari bibir pantai ke spot dolphin point area: sekitar 20–25 menit
- biaya sewa jukung: sekitar 60rb–80rb per orang atau 200rb–400rb per jukung
- Jangan khawatir untuk kemalaman tiba di Lovina. It's very easy to find a luxurious hotel or guest house with well-worth price around the beach.
- harga kamar hotel berkisar antara Rp. 250.000 - Rp. 500.000 per malam
- setiap hotel di kawasan Lovina memiliki paket khusus untuk dolphin watching, jika tertarik dengan paket tersebut usahakan untuk reservasi sehari sebelumnya
- Jangan terlambat bangun pagi. Wake up so early around 4 am to 4.30 am kalau tidak ingin ketinggalan moment tarian dolphin atau kehabisan perahu jukung, kecuali kita sudah
janjipesan terlebih dulu dengan pemilik jukung.
- It's better to bring a water resistance camera to minimize the risk. Jangan sampai gara-gara terlalu asyik perhatiin dolphin yang tengah loncat-loncat, kita ngorbanin kamera jadi rusak karena kecipratan air laut.
- Cek dan perhatikan ramalan cuaca untuk hari dimana kita akan berlayar. Kita akan sedikit kesulitan untuk menemukan lumba-lumba jika gelombang pasang karena itu (sebaiknya) urungkan niat dan tunggu hingga cuaca lebih baik.
- Bersabarlah untuk menunggu. Selain harus ngejar-ngejar dolphin, hal ini juga nggak mudah untuk menemukan dolphin yang mau muncul di permukaan air laut. Tapi jangan khawatir, kita nggak sendirian kok karena wisatawan lain pasti juga merasakan hal yang sama :)
- Oya, kata Lovina memiliki makna filosofis, campuran dua suku kata "love" dan "ina." Kata "love" mengadopsi dari bahasa Inggris yang berarti kasih yang tulus sedangkan "ina" dalam bahasa Bali berarti Ibu. jadi, arti Lovina dalam arti luas adalah "Cinta Ibu" atau "Cinta Ibu Pertiwi."
2 c o m m e n t s:
Hai Nikma, salam kenal...
Menarik bgt yah, saya jadi ngiler ke Lovina juga hehee..
Mau tanya-tanya dong soal sewa jukung di Lovina. Kita bisa langsung datang ke lokasi tanpa booking terlebih dahulu ya? Tapi pengennya sih booking dulu biar aman. Boleh minta kontak pemilik jukungnya?
Ohiya, kalau ke Lovina mendingan PP Kuta-Lovina atau sewa penginapan aja di lovina ya? Soalnya saya rencananya nginep di daerah Kuta
Makasih banyak yaahh... :)
hai Yeni, makasih yah udah mampir dimari..
mestinya sih kamu kudu nginep dulu di Lovina, byk kok penginapan di kawasan situ, soalnya kita mesti ngejar dolphinnya pagi2 banget, kan mereka nongolnya sekitaran jam 7-9 pagi aja :))
trus ga perlu khawatir bakalan kehabisan jukung, di sono banyak kok jukung2 yg nganggur siap mengantar ke spot dolphin point area. etapi, jgn lupa ditawar ya?
have a nice trip ^^
Post a Comment
leave your footprint here and it will be my pleasure :)