Meski, saya tau pokok dari permasalahan ini: kemalasan saya sendiri untuk menulis. Tapi saya masih suka menyalahkan kota ini (baca: metropolitan) sebagai penyebab kemampetan ide brillian saya.
Pas awal-awal tinggal di sini sih, saya anggap itu hal yang wajar karena saya masih berkutat dengan social living adaptation. Lah, kalau udah 3 (tiga) taon masih juga stuck namanya apa coba? Saya yang jadi bego ato karena another bad factor?
Pernah suatu ketika saya ceritakan kekesalan ini pada seorang teman yang
Nah, saya jadi kepikiran adakah relevansi antara kota metropolitan dengan kecermelangan ide-ide seseorang? Barangkali bukan kotanya yang mestinya disalahkan. Salah atau benar, kota tetap aja tegak berdiri kokoh. Iya kan? Tapi sebenarnya lebih pada pola hidup di metropolitan itulah yang jadi penyebab kemampatan ide.
Jadi, mau pilih yang mana nih sekarang. Tetap bertahan pada ide-ide gila biar tetap ngalir ato mengikuti pola hidup ala Metropolitan? Tuhan, kalau diperbolehkan sih saya mau pilih dua-duanya :)
0 c o m m e n t s:
Post a Comment
leave your footprint here and it will be my pleasure :)