Hoii, sadarlah.. Ini cuma jembatan kayu, nggak ada yang jual cinta di sini. Namanya doang yang pake embel-embel 'cinta' makanya dibilang Jembatan Cinta.
"Ada cinta yang kurasakaaaaann...."
Byurr..!! *dilempar ke pantai gara-gara kebanyakan ngomong sendiri.
"Cintaaa... dimanakah kau beradaa?"
Nyanyik apa ngigau -__-
***
Hari kedua di Pulau Tidung. Pagi-pagi kami sudah mandi, dandan rapi, dan sarapan. Menunya nasi, sayur asem, ikan asin, telur dadar, plus kerupuk *krauk* hmm.. masakan ini bikin saya bener-bener kangen rumah di kampung *mulai sesenggukan* pause
Oke, lanjut, jadi itenerary kami di hari kedua ini adalah... "Permisi, assalamu'alaikum.." kami menoleh ke asal suara, Danes sudah ada di sana berdiri di pintu pas banget kami sudah selesai makan dan berbenah. Yuhuu, hari ini kami akan sepedaan keliling pulau lanjut ke jembatan Cinta. Cihuy.. konvoi sepeda dimulai. Eh eh sepeda saya warnanya pinky lho, cakep deh :))
Kami kayuh sepeda pelan-pelan dan sempat terbersit geli pas inget kejadian nyasar malam sebelumnya. Gimana ngga geli kalau ternyata jalannya ngga begitu susah buat dihafal. Lurus belok kiri, mentok, belok kanan, ketemu pertigaan belok kiri, jalan terus lurus ke depan, dan, tadaaa.. rupanya yang dimaksud jembatan Cinta ituuu.. jembatan yang semalam kami tongkrongin. Yaelaaahh.. Penasaran kenapa bisa dinamain jembatan Cinta, saya coba tanyain alasannya ke Danes. Eh dia sendiri bingung ngga bisa jawab. Nah loh, jadi ragu sama identitasnya dia bener-bener anak Tidung bukan sih -__- *anak Tidung sih iya, tapi abal-abal kayaknya *ssstt.. berisiik
Hot, hot, hot..!!
Kami kayuh sepeda pelan-pelan dan sempat terbersit geli pas inget kejadian nyasar malam sebelumnya. Gimana ngga geli kalau ternyata jalannya ngga begitu susah buat dihafal. Lurus belok kiri, mentok, belok kanan, ketemu pertigaan belok kiri, jalan terus lurus ke depan, dan, tadaaa.. rupanya yang dimaksud jembatan Cinta ituuu.. jembatan yang semalam kami tongkrongin. Yaelaaahh.. Penasaran kenapa bisa dinamain jembatan Cinta, saya coba tanyain alasannya ke Danes. Eh dia sendiri bingung ngga bisa jawab. Nah loh, jadi ragu sama identitasnya dia bener-bener anak Tidung bukan sih -__- *anak Tidung sih iya, tapi abal-abal kayaknya *ssstt.. berisiik
Hot, hot, hot..!!
Kami menyusuri jembatan dengan muka kemerahan saking teriknya."Kita mo kemana sih ini?" tanya tante Risma mulai bawel. Oiya, kami memanggilnya tante "Beruang Kutub" gegara dianya terus-terusan pake jaket tebel di siang bolong yang terik gini. Takut kecantikannya rontok ya, Tan.. Hhihii.. *piss
"Kita jalan-jalan ke Tidung Kecil ya? Tuh, pulaunya," jawabnya si guide Danes seraya nunjuk ke pulau seberang yang memang antarkedua pulau ini cuma terhubung lewat jembatan Cinta ini. Jadi, mau ngga mau deh jembatan yang panjangnya sekitar 200 meter itu terpaksa kita lewati. Sepertinya penglihatan mata kaki saya memang lebih 'awas' dibandingkan mata saya yang dasarnya emang udah minus, alhasil beberapa kali saya ketemu sama kayu jembatan yang mulai rapuh dan bahkan sebagian malah udah ada yang bolong-bolong bikin saya nyaris aja terperosok *euww* akhirnya (lagi-lagi) saya tertinggal di belakang. Tapi santaiii.. kali ini saya ngga bakal nyasar :')
Well, setelah jalan kaki sepanjang 20 menit plus foto-foto di sepanjang jembatan akhirnya kami sampai juga di ujung jalan masuk menuju pulau Tidung Kecil. Sepanjang tepi jalan dipenuhi vegetasi yang dibiarkan tumbuh liar dan didominasi oleh semak belukar. Rupanya pulau ini sama sekali tak berpenghuni. Jadi, jangan harap kita bisa menemukan perumahan penduduk di Tidung Kecil. Kalau kebelet pipis? Mending tahan dulu deh karena nggak ada toilet umum. Hm, kecuali kalau saking nggak nahannya, kalian bisa pipis di pantai, hihii.. polusi deh *euw* Meski begitu, di tengah pulau ini saya sempet menemui 1 (satu) rumah persinggahan dengan sebuah ayunan sederhana di halaman sampingnya. Tapi, lagi-lagi sepertinya rumah itu dibiarkan kosong dan tak dihuni. Beruntung, kami mendapati pedagang minuman dan makanan ringan di sana. Asyik, dahaga kami terobati. Selain itu? Sunyi...bisa dibayangkan deh gimana kalau malam hari, hiii pasti sangat horor yah, kayaknya cocok buat lokasi jurit malam *grin :}
Oya, selama menyusur jembatan tadi kami diikuti dua bocah dari Tidung Besar. Mereka berdua ikut kami sepanjang perjalanan. Dimulai dari pertemuan kami di jembatan, kemudian ikutan ngaso di Tidung Kecil, dan akhirnya ikut balik lagi ke Tidung Besar. Namanya mereka sih saya lupa, tapi yang pasti mereka ini jauh lebih narsis daripada kami, hhahaa...
Oya, selama menyusur jembatan tadi kami diikuti dua bocah dari Tidung Besar. Mereka berdua ikut kami sepanjang perjalanan. Dimulai dari pertemuan kami di jembatan, kemudian ikutan ngaso di Tidung Kecil, dan akhirnya ikut balik lagi ke Tidung Besar. Namanya mereka sih saya lupa, tapi yang pasti mereka ini jauh lebih narsis daripada kami, hhahaa...
0 c o m m e n t s:
Post a Comment
leave your footprint here and it will be my pleasure :)