Suatu saat kamu pasti mengerti



0 c o m m e n t s
"Aku heran kenapa kita nggak bisa seperti dulu lagi," keluhmu sore itu. Dari kejauhan, siluet pepohonan tampak menggelap. Senja sudah berada di batasnya, berteduh berdiam semalaman hingga keesokannya harus kembali berjaga. Aku masih memperhatikan semburatnya saat tersadar kalimatmu masih berlanjut.

"Kenapa sih, kita nggak bisa cerita-cerita lagi, bercanda lagi, tertawa lagi. Ah, seolah semua cerita kita saat ini dipaksakan ada." Ada kekecewaan yang kutemukan dalam nada suaramu kali ini. Aku masih tak peduli. Aku masih ingin menikmati senja sore ini sebelum lenyap tertelan bayang-bayang malam.

"Kayla, ini aku bicara," nadamu mulai tinggi. "Kamu itu sahabatku..."

"Karena sudah seharusnya semuanya berubah, Ben. Kita nggak mungkin lagi bisa seperti dulu-dulu lagi." Kali ini aku yang bicara. Aku sadar suaraku meluruh nyaris tak terdengar.

"Memangnya kenapa?"

Aku kembali diam. Tanpa kusadari, senja menggelincir pelan tenggelam di balik deretan awan. Sial, aku melewatkannya. Gelap mulai mengelilingi kami. Aku ingin segera mengakhiri kebekuan ini semua. Segera aku beranjak tanpa tanpa menggamit lengannya penuh manja seperti biasanya.

"Maafkan aku, Ben. Aku menghindarimu karena itu hal terbaik yang bisa kulakukan untuk tidak mengharapkanmu lebih. Suatu saat nanti kamu pasti mengerti kalau cinta tak harus saling memiliki." Aku berbisik dalam hati.

0 c o m m e n t s:

Post a Comment

leave your footprint here and it will be my pleasure :)

newer post older post