"
Hei...," salah seorang rekan kantor tiba-tiba sudah ada di samping saya yang tengah
sok sibuk berjibaku dengan pekerjaan. Lambat hening mengamati muka saya. Hm,
any wrong with my face?
"Tumben muka kamu keliatan lebih putih. Pake produk pemutih ya?" (*kata-katanya iklan banget ya?)
Whaaatt!! Bukannya lantas suka, justru saya jadi heran. "Masa iya sih," batin saya. Gara-gara itu, saya jadi teringat juga kata-kata salah seorang teman lama beberapa waktu lalu. "Nin, selama ini kamu pake treatment dokter siapa?" Saat itu saya hanya tertawa karena selain ngga kenal dokter kecantikan mana pun, saya juga paling ogah kalau disuruh menemui dokter. Yup, bukan kenapa-kenapa sih tapi sebenarnya lebih karena saya paling takut lihat jarum suntik, kecuali kalau dokternya ganteng kali ya? *hallah :))
Nah, selama ini saya hanya pakai produk-produk pelembab yang biasa tersedia di minimarket mana pun. Jadi, telling the truth, saya merasa janggal kalau misalnya ada yang bilang muka saya jadi lebih putih daripada biasanya. Hihi, muka saya ini kan dasarnya emang eksotik coklat gituuh.. dan makin perfect gosongnya gara-gara keseringan mandi matahari. Hhe, ngga ada yang percaya kan? Saya juga. Kan saya tau banget kondisi muka sendiri yang aslinya emang beneran coklat gosong. Tadi sih, kalimatnya aja yang dialusin.. *aspal kali dialusin >__<
Gosh, I just got a clue. Matahari. Pantai. Ya, saya teringat kapan terakhir kali maen-maen ke pantai. Awal tahun. Itu artinya sudah 3 bulan lebih kulit saya ini tak bersapaan dengan panas, air laut, dan err.. sinar uv yang ganas itu. Sebenarnya sih, sebulan kemarin saya baru aja mengunjungi Bali karena urusan pekerjaan. Tapi ngga sempat menikmati pantai neither sunrise nor sunset. Saat itu saya hanya menyempatkan duduk-duduk di pinggir pantai Sanur. Itu pun sudah lumayan larut malam, sekitar pukul 10 waktu setempat.
Menyesal karena ngga sempat ke pantai? Enggak juga sih karena saya sudah beberapa kali ke Bali (*sombongnyaah...) dan pahitnya yang saya kunjungi cuma seputaran kotanya aja plus Kuta, plus Sanur, plus Nusa Dua, pluuus... *stop it, itu mah sama ajaa, grrr -__-. Etapi beda cerita loh, kalo misalnya yang dikunjungi itu Ubud atau daerah-daerah kalor (baca: utara gunung). Dijamin saya ngga bakal nolak dan pasti betah sekali sampai lupa pulang :)
Memang sih, dulu nyaris tiap bulan saya maen-maen ke pantai. Mana aja. Karena di pantai, saya bisa teriak-teriak sendiri, ketawa-ketawa sendiri, melamun emang sendiri. Apa pun. Et voila.. penat saya seketika berkurang.
Dan, kalo saat ini ada beberapa teman yang komen kalo muka saya keliatan lebih kinclong putih nan bersinar itu fakta (*pencitraan banget ga sih, iniiih..). Bukan karena saya pakai produk pemutih merk anu ato perawatan di klinik kecantikan di tempat dokter anu, melainkan karena memang saya udah lama ngga liburan. Dan, muka putih bersih ini menyadarkan saya kalau saat ini sudah seharusnya saya berlibur. Yuhuu, traveling, ngetrip, backpacking, jali-jali, ato istilah laen apapun yang intinya adalah LIBURAN.
So, where is my ticket? I need now.