Tidung Island: Behind the Joy



0 c o m m e n t s
Yess, this is the joy..!! I thought it in the very-very first time. Such an another journey of backpacking sabtu-minggu. Seruuu secara ini baru pertama kalinya buat kami.. ehm.. sebentar sepertinya ada yang aneh dengan kata 'kami' ini *dilirik massa*. Okay, fine! This is the joy because it's my first trip to Kepulauan Seribu (a thousand island). So, I was sooo excited along the trip sampai akhirnya saya harus mengalami beberapa kejadian luar biasa di sana. Euww...  :'( 

and the joy has just begun... 

Itu tadi keseruan kami eh saya yang pertama, pertama kalinya saya bisa mengunjungi kepulauan seribu. Certainly, it's a honor for me.. (*dadah-dadah a la miss endonesiah). Tapi, sepertinya keseruan saya itu ga sebanding dengan munculnya kejadian-kejadian naas – istilah saya untuk mengalihkan kalimat 'peristiwa memalukan'  yang datangnya bertubi-tubi kemudian. 

Firstly, pada saat mau menuju ke kapal yg kami tumpangi, mungkin karena saking excited-nya saya yg ambil posisi jalan paling depan (huehe, serasa komandan regu saya), tatapan juga ke depan, hup huup... saya lompat-lompat kecil berusaha menghindari genangan air sisa hujan semalam dan akhirnya... arrrrgghh... saya terjatuh, terpeleset, dan terjungkal pas di jembatan dermaga pantai Marina dimana lokasi itu sangat strategis buat ditonton #pfftt (kombinasi yg embarassing sekali kan yaa, terlebih saat saya menyadari berpasang-pasang mata pasti melihat adegan saya jatuh tadi dan saat itu sedang berusaha menyembunyikan tawanya). Dan seandainya kejadian tadi itu dibuat slow motion, saya pasti langsung bertanya: kenapa hidup saya pagi itu naas sekali, Tuhan? Dan Tuhan (barangkali) akan menjawab: makanya punya badan jangan kegedean.. -___-

"Makanya mba, kalau jalan itu pake mata," saat saya sudah tersungkur dan terpuruk pun, bukannya nolongin eh si Bemboy malah sempat-sempatnya kasih nasehat yang untuk saat itu sedang sangat tidak saya butuhkan. Pake nyengir lagi. "Ini jalannya juga pake mata kalee, mata kaki." *skip*

the one & the only jeans bonus noda lumut :(

Pokoknya mood bergembira ria langsung ilang deh hanyut di air laut, begitu mikirin nasib saya di sana gimana nantinya. Lah siapa yang ga bete coba, secara jeans yang melekat di badan saya itu the one and the only jeans yang saya bawa (namanya juga backpacker kan?). Lebih-lebih pas ngeliat kondisi jeans yang begitu basah, lembab, dan banyak noda lumut di sana sini. Err, kalo bisa renang, udah nyelem deh saya :'(

Dan sepertinya, kenaasan saya ga berhenti pada sebatas celana jeans yang penuh noda lumut. Next, saat saya pertama kalinya sukses bersnorkling, karena terlalu excited (lagi-lagi), lutut-lutut pada lecet terkena terumbu karang, belum lagi saya berkali-kali terbatuk gegara kebanyakan nelen air laut *hueks, asiiin... :'(

tempat menginap kami, mana no rumahnya coba?

Dan lagi, acara nyasar saya yang sampe berkali-kali itu juga tergolong kenaasan yang luar biasa. Boro-boro tau nama pemilik homestay nya, no rumahnya aja ga sempet dicatet di kepala. Yang diinget cuma rumah yang bercat kuning, ada pagar dengan meja dan bangku dari kayu bertengger di teras depan rumah. Err, padahal rumah kayak gitu kan ga cuma satu yaa? -__-

Oya, ternyata cinta ga selamanya indah, cuy. Buktinya, saya nyaris terperosok pas lagi jalan di atas jembatan (cinta). Tauk deh, entah kenapa jembatan yang menghubungkan antara pulau Tidung besar dan Tidung kecil itu harus dinamakan cinta kalau nyata-nyatanya bikin mata kaki saya sempat lecet tergores kayu jembatan pas lagi nyebrang. Sakiiiiitt, huhuhuu... Jadi, waktu itu saya terlalu excited fotoin temen-temen (lebih-lebih si Bemboy yang bakatnya emang narsis hhihi...) dan biasalah ga (begitu) merhatiin jalan, eh ga taunya ada yang bolong gitu jembatannya. Yawudah deh, kejadian lagi naasnya *geregetan, gigitin kayu jembatan* Untungnya ga sampe jatuh ke air, kan saya bisa maluuu *pasang kacamata item*

Saatnya balik ke Jakarta dan lupain segala remeh-temeh tentang kenaasan saya tadi. Biarkan segala kenaasan lebur terhanyut ombak pantai Tidung. Eee.. nyatanya masih ada juga *jlebb *lama-lama beneran nyelem deh* Yah, anggap aja buang sial ya? Jadi, ceritanya pas di kapal dalam perjalanan pulang itu saya milih untuk duduk di bawah (dapet tempat duduk) pas deretan keempat di belakang sopir kapal (nahkoda kaliii nyebutnya yaa? -_-). Awalnya enak sih, kami nglewatin gugusan pulau Kepulauan Seribu lainnya kayak pulau Pramuka, pulau Enrust, dll. Even, saya sempet ngambil beberapa gambar dan bikin videonya juga pake kamera prosumer saya, Canon Powershoot SX120 IS *pamer* hhehe.. Etapi, bener kok kamera ini recomended untuk urusan zoom-zooman, pulau yang jaraknya 1 km gitu aja masih bisa ketangkap gambarnya, ga noise lagi. Superb deh pokoknya :) Nah, mungkin karena lamanya perjalanan dari Tidung ke Marina yang kurang lebih 3 jam'an ditambah perasaan capek & lelah habis exploring Tidung besar dan Tidung kecil, tertidurlah kami.

umpel-umpelan di kapal, pantes aja mabok *alesan* -__-

"Loe kira ke rumah nenek? Tidur mulu sepanjang jalan?"

Bersyukurlah, nenek saya sudah almarhum semua jadi ga ada alasan untuk tidak tidur *ngeles :p Tapi, entah karena kebanyakan tidur atau gimana *ga mau jelasin alasannya*, mendadak ada yang aneh dalam perut saya. Blup..blup..bluup... busyett kenapa rasanya jadi absurd gini? Belum juga ketauan gara-garanya, dua detik kemudian saya udah ngadep ke air dan berpaling membelakangi orang-orang dan "hoeeekkss..." saya MUNTAH (dengan suksesnya).

Dan, udah tau muntah, saya masih sempet-sempetnya nengok ke Bemboy dan bilang, "Benk, kok gw bisa mun... muuun..." Belum kelar ngomong, saya udah hoeks-hoeks lagi, errrrr.....ga enak banget deh rasanya, sumpahh.. Parahnya, saya masih bisa dengan cueknya ketawa-ketawa begitu acara mumunnya kelar (harusnya kan saya lemes ato dehidrasi gitu kan ya?). Iiish, ga kebayang deh gimana pandangan penumpang di kapal saat itu? -__-

Eniwei, trip ini tetap akan jadi trip yang ga akan pernah saya lupakan. Seruuu!! and absolutely a nice trip. Suatu saat nanti semoga ada kesempatan mengunjunginya lagi. Dengan pengalaman dan cerita yang lebih menyenangkan dibandingkan perjalanan kali ini, tentu saja. Tidak seperti kali ini, ada satu kejadian yang terus disesali tapi tetep kejadian berulang-ulang (nah loh..) Ya, lagi-lagi ada satu baju yang ketinggalan di tempat penginapan. Baju kotak-kotak biru yang saya pake pas berangkat rupanya masih nyangkut di kapstok balik pintu dan saya lupa mengambilnya. Yahh, gimana mau inget kalo saya aja ga tidur di kamar itu?? -__- 

balik pulang dan sedih (lagi) begitu nengok lokasi terjatuhnya saya.. :'(

***
INFO BIAYA

Perjalanan dari Marina Ancol menuju Pulau Tidung : hanya terdapat 1 kapal kapasitas 30 orang (KM Kerapu)
Biaya Rp 30.000,00 + asuransi Rp 2.000,00
Jam keberangkatan antara pkl 08.00 - 08.30 dari Marina Ancol
Jam kepulangan antara pkl 13.00 - 14.00 dari Pulau Tidung 

Perjalanan dari Muara Angke menuju Pulau Tidung : terdapat banyak kapal menuju Tidung dengan kapasitas yang bisa mencapai 100 orang
Biaya Rp 30.000,00 + asuransi Rp 2.000,00
Jam keberangkatan antara pk 07.00 - 08.00 dari Muara Angke
Jam kepulangan antara pkl 12.00 - 13.00 dari Pulau Tidung 

Harga sewa kapal untuk kegiatan snorkling : Rp 350.000,00 (1 hari); Rp 600.000,00 (2 hari)
Harga sewa alat snorkeling (life jacket, google, dan fin) : Rp 35.000,00 (1 hari); Rp 50.000,00 (2 hari)
Oya, harga sewa di atas masih bisa ditawar lagi lho, asyik ya? 


0 c o m m e n t s:

Post a Comment

leave your footprint here and it will be my pleasure :)

newer post older post