========
2 hari sebelumnya, pkl 19.20 wib
"Mba, Ibu sakit."
Satu pesan singkat muncul di layar ponsel. Kabar dari adik saya itu sontak membuat saya langsung kaget. Saya langsung yakin, kalo Ibu saya pasti dalam keadaan yang sangat-jauh-dari-sehat. Saya tau karena minggu sebelumnya keadaannya sudah lemah. Esoknya, saya langsung mengambil kereta pagi. Tujuan saya cuma satu: pulang dan bawa Ibu ke rumah sakit secepatnya. Ya, dan malam ini saya di sini menunggui Ibu. Semua rencana
========
Saat ini. Di ruangan serba putih.
Ibu,
melihatmu terbujur tak berdaya berselang infus benar-benar buatku ga ingin lepas sekejap pun darimu. Dan ruangan yg serba putih ini, aku bener-bener takut, Bu. Ibu sendiri tau aku selalu ketakutan dengan segala hal peralatan dokter. Jarum suntik, selang infus, jubah putih, itu benda-benda yg selalu ingin kuhindari, kutakuti. Tapi, Bu, kekuatanmu melawan rasa sakit ini membuatku tegar. Membuatku berani menatap aliran infus yg bermuara ke tubuh kurusmu.
Dan satu lagi ketakutanku, Bu. Aku belum punya keberanian untuk memberitahumu. Ya, aku tak punya keberanian untuk menyampaikan kalo...kalo kaki Ibu harus dibedah. Dan, jari jempol kaki Ibu harus diamputasi. Besok pagi. Aku ga berani, Bu. Selama ini aku belajar untuk kuat, dan semuanya itu kudapatkan darimu.
Tapi.. ini? Bagaimana aku bisa kuat sementara Ibu sendiri tengah menguatkan diri melawan rasa nyerinya sendiri. Tuhan, berilah aku kekuatan itu. Dan kesehatan untuk Ibuku. Segera.
========
Dalam doaku,
13 November 2011
Rumah Sakit Palangbiru Kutoarjo
13 November 2011
Rumah Sakit Palangbiru Kutoarjo
0 c o m m e n t s:
Post a Comment
leave your footprint here and it will be my pleasure :)