What's on your mind everytime heard about Padang-Padang beach? Eat, Pray, Love the movie? Julia Robert? Yup, great. Dalam film tersebut, memang terdapat beberapa adegan Julia Robert di pantai ini. Then, what's special from this beach? Begitu saya ajak ke sini, salah satu teman saya langsung komentar, "Buset, kayaknya kita salah pilih pantai nih. Isinya bule semua, jadi malu sendiri." Nah, sementara di luar sana masih banyak orang yang penasaran dengan keberadaan pantai ini, eh ini malah malu. What's happened, dude? Hm, tapi ada benarnya juga sih. Berada di pantai ini serasa bukan lagi berada di Indonesia karena prosentase wisatawan lokal yang mengunjungi hanyalah sekitar 20% dibanding bule-bule yang tengah goleran berjemur, berenang, atau yang lagi asyik berselancar. Boleh jadi karena lokasinya yang tersembunyi dan terpencil sehingga kurang banyak diminati wisatawan lokal kali ya?
So, what's special? Ok, see. Padang-Padang adalah salah satu pantai eksotik di Bali, berlokasi di Jimbaran dan tidak seberapa jauh dari pantai Dreamland. Ombaknya yang kecil sangat cocok buat berenang. Meski begitu, banyak juga bule-bule yang surfing di sini. Mereka harus berenang agak ke tengah dulu untuk mendapatkan gulungan ombak yang lebih besar. Berada di sini, it seems like having swimming pool with exotic cliffs scenery. Dengan air lautnya yang jernih hijau kebiruan dan landai, Padang-Padang merupakan kawasan pantai yang lebih sempit dibandingkan Dreamland dengan dikelilingi tebing tinggi nan kokoh. Pengunjungnya juga lebih sedikit. Dan, kalau datangnya agak sorean, kita akan dapat bonus matahari tenggelam yang menawan dari pantai sini. Barangkali karena keunikan lokasinya tersebut serta masih sepinya pengunjung yang mampir ke sini pula yang bikin Michael Learn to Rock (MLTR) bela-belain bikin video klip di pantai ini. Who knows?
Untuk memasuki kawasan pantai tersebut, satu-satunya cara adalah kita harus berjalan melalui undakan melintasi sebuah lorong sempit semacam gua yang hanya muat untuk dilewati satu orang aja. Nggak ada jalan lain. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana repotnya seandainya berpapasan dengan orang lain di dalam lorong gua tersebut. Pernah sekali, begitu balik mau naik ke atas ditengah-tengahnya saya berpapasan dengan seorang bule yang tengah membawa papan surfing. Fyuh, saya harus menempel pada dinding gua segepeng mungkin dengan posisi yang mirip spiderwoman. Salah saya juga sih nggak nunggu mereka turun dulu. Dan karena kurang hati-hati, tangan yang tengah pegangan erat ke dinding gua langsung jadi korban empuk bagi si semut merah. Sial, seketika jari langsung pegal terkena bisa semut tadi.
0 c o m m e n t s:
Post a Comment
leave your footprint here and it will be my pleasure :)